SINOPSIS
Menulis dengan latar belakang sejarah, Pramoedya kali ini memakai bentuk drama. Setting cerita ini adalah Mataram, Yogyakarta sekarang, di sekitar abad enambelas. Ini adalah cerita rakyat Mataram yang masih hidup sampai sekarang, yang mengisahkan penaklukan wilayah Mangir oleh Senopati. Versi Pram agak berbeda dengan versi rakyat. Dalam opini Pram Mangir adalah sebuah republik desa dan penguasanya bukanlah raja tapi tetua. Menurut Pram tetua adalah pemimpin yang pro rakyat sedangkan raja adalah beban bagi rakyat. Jadi cerita ini dipakai oleh Pram untuk mengekspresikan ide politiknya yang anti feodalisme. Mangir adalah sebuah wilayah kecil di sebelah barat kota Yogyakarta sekarang.
Kekuasaan tak berpusat tersebar praktis di seluruh Jawa, menyebabkan keadaan kacau balau. Perang yang terus menerus untuk merebut kekuasaan tunggal membuat Pulau Jawa bermandikan darah. Sehingga yang muncul di Jawa adalah daerah-daerah kecil (desa) yang berbentuk Perdikan (desa yang tidak mempunyai kewajiban membayar pajak kepada pemerintah penguasa) dan menjalankan sistem demokrasi desa, dengan penguasanya yang bergelar Ki Ageng. Adalah Ki Ageng Pamanahan menguasai Mataram dan mendirikan Kota Gede pada 1577. Kemudian Panembahan Senapati, anak Ki Ageng Pamanahan naik menjadi Raja Mataram.
Saat bersamaan muncul pula sebuah daerah Perdikan Mangir dengan pemimpinnya yang bernama Ki Ageng Mangir Wanabaya.
Pada akhirnya Mangir kalah setelah Ki Ageng Mangir mati di tangan Panembahan Senapati sewaktu menghadap bersama Sekar Pembayun dalam sebuah perkawinan rekayasa yang dibuat oleh Mataram dalam rangka menghancurkan kekuasaan Mangir dan daerah-daerah lain yang turut membantu Mangir, dan pada 1581 Ki Ageng Pamanahan berhasil menguasai Mataram (dan sekitarnya).
Apakah Novel/Drama ini menarik hatimu??
Ekstensi Filenya (dalam RAR) DJVU