RSS

Menginginkan
Mempernahkan
Mengalami
Melatihkan
Mempelajari
Mencari

Sttt….diam!

Monolog
Sttt….diam!
karya Giri Ratomo

Sebuah naskah untuk berlatih monolog. Setting panggung dibuat tidak ribet, sangat sederhana.

Panggung masih kosong melompong. Sekilas samar-samar terlihat tiang yang tegak menjulang, tak terlalu tinggi. Perlahan lahan areal panggung yang tadinya gelap mulai meremang setelah lampu yang terletak tepat di atas tiang mulai menyala.

Entah dari sudut mana tiba-tiba muncul seseorang terhuyung-huyung hampir jatuh dengan barang bawaan yang berupa kotak yang cukup banyak. Pasti, orang tersebut berusaha keras mempertahankan keseimbangan tubuhnya. Kotak-kotak tersebut diletakkan persis dibawah tiang.

Akhirnya nyampai juga. Gara-gara elu gua hampir jatuh keselokan tadi, kurang ajar! Dasar kagak tahu diuntung ! Capai-capai ngebopong bukannya dikasih upah malah mo dijatuhin ! Awas lu ntar kalo macem-macem lagi bakalan gua gebug , mampus !

(Orang itu sibuk menata kotak yang di bawanya persis di bawah tiang, kemudian di duduki)

Eh lu, untuk sementara ini lu diam aja ya! Kagak usah macem-macem, kagak boleh ribut ..aa..untuk sementara lu juga kagak boleh protes kalo sekarang gua ngerokok !

Nah kayak gitu, diaam. Kata orang diam itukan emas, nah, siapa tahu kalau lu bisa diam gua bisa dapet emas..eit, jangan protes nyuruh gua diam, sebab kalau gua yang diam lu kagak bakalan dapet emas.
(Menyalakan rokok)

Hah …hidup jaman sekarang emang serba susah, kalau mau di buat susah. Hidup juga serba gampang kalau kita gampangin.

Ya susah ya gampang, tinggal kitanya.
(mengusap-usap salah satu kotak) Kita. Lha..misalnya ya kaya Aku sama kamu ini, bi patner tugeder. Seperti muka uang logam, sisi yang satu butuh sisi lain. Terus terang kalau aku buka-bukaan sampai detik ini aku masih butuh kamu

Ee…diem aja. Ngomong. Kamu itu kalau aku suruh diem, kamu nyerocos. Kalau aku suruh ngomong, kamu diem. Ngomong. Ayo. Ngga nyesel kalau kamu diem?

Ya sudah. Kalau kamu diem terus. Aku yang ngomong.

(Mengangkat kotak-kotak kayu, memindahkannya di salah satu pojok)

Meski orang bilang kata-kata adalah ular mematikan yang keluar dari lobang hitam dan lidah adalah pedang bermata dua yang siap menikam, tapi tak apa. Toh, saya sudah berada disini. Di ruangan ini sendirian. Sementara berpasang-pasang mata menatap tajam kearah saya dan bertanya-tanya. Bahkan beberapa diantara mereka ada yang berbisik bisik seolah-olah saya asing dan aneh. Berbeda dengan mereka. Ah, kecurigaan macam apa ini? Kecurigaan yang membuat saya harus tertunduk layu ke batu. Tetapi, bukankah kekuasaan ratu Elizabeth yang besar pun dibangun karena rasa kecurigaan yang sedemikian kental? Dan bukankah kecurigaan pula yang telah membawa manusia untuk menjelajahi samudera raya dan melewati sekian tahun cahaya hanya untuk menggenapi sebuah pertanyaan : siapa?

Saya duduk di ruangan ini sebab saya akan menanda tangani kontrak. Sebuah kontrak perjanjian antara saya dengan pemilik ruangan ini. Kebetulan sekali antara saya dengan beliau ada sebuah kesamaan kesenangan.

Saya senang mengubah sesuatu yang mungkin menjadi tidak mungkin ataupun yang ada menjadi tidak ada, sedang pemilik ruangan ini paling senang memutar balikan segala keadaan.

Sstt ..apakah suara saya terlalu keras? Saya takut kalau rahasia ini bocor. Atau mungkin saya sebaiknya yang mengalah?

Apakah Monolog Ini menarik hatimu???Silahkan Download Naskah Lengkap dibawah!!