RSS

Menginginkan
Mempernahkan
Mengalami
Melatihkan
Mempelajari
Mencari

Sejenak

 Dalam guratan, tak pernah terucapkan
dan tak pernah terlantunkan
Aku teringat bahwa dalam guratan itu
Aku pernah bercerita
Aku mempunyai gelas antik kesayangan
Pemberian waktu yang aku lupa kapan
Gelas itu begitu antik, kuletakkan diatas meja belajarku
Tak pernah aku lupa membersihkannya
Dari debu-debu yang hinggap tanpa diundang
Dari mata jalang sang pencuri
Begitu sayangnya, sampai…
Aku lupa akan segala hal yang harus kulakukan hari itu
Aku lupa pada hari itu aku akan mengumpulkan serpihan-serpihan kata
Guratan bunga-bunga melatinya sungguh sedap dipandang
Guratan ukirannya menggambarkan keluwesan pengerajinnya
Guratan warna-warnanya menjadi perpaduan yang kemilau bagi setiap mata
Hingga….

Pagi itu,
Aku tergesa-gesa untuk berangkat kuliah
Tanpa kusadari tas biruku menyenggol gelas yang tadi malam baru selesai aku bersihkan
Praaaakkkkk…..
“bangsat!!!”, teriakku, yang tanpa sadar
membangunkan teman-temanku dari tidur paginya, dari buaian mimpi-mimpinya
seperti senja menabuh malam...
mataku hanya bisa melihat pecahan-pecahan tipis gelas kaca antik gelasku
“semuanya tinggal memori”
"detik waktu telah berhenti, dan mulai meninggalkanku", pikirku...
“tunggu dulu! Aku masih punya benang warna biru”
“aku akan menyatukan lagi pecahan-pecahan itu, tapi tak mungkin dengan pecahan-pecahan halusnya
Dan walapun bentuk aslinya mulai pudar. Aku hanya tak ingin menguburnya dalam tanah di depan rumahku
Karena itu akan melukaiku lagi”
Satu hal
Bahwa gelas antik itu akan tetap berada di atas meja belajarku
Walapun aku sendiri bingung bagaimana menyambungkannya dengan benang biruku
karena aku tak punya cukup uang untuk membeli lem
Go on, tegasku
Go on, tegasku lagi. 

Aku “melayang”
I come to you again
13 november 2007
Jawaban atas sebuah kegelisahan