BAGIAN
PERTAMA
DONGENG EMAK
Satu
EMAK
Ketika prajurit-prajurit dengan tombak-tombaknya mengepung istana cahaya
itu, sang Pangeran Rupawan menyelinap diantara pokok-pokok puspa,
sementara air dalam kolam berkilau mengandung cahaya purnama. Adapun sang Putri Jelita, dengan
debaran jantung dalam dadanya yang baru tumbuh, melambaikan setangan sutranya
dibalik tirai merjan, dijendela yang sedang
mulai ditutup oleh dayang-dayangnya. Melentik air dari matanya bagai
butir-butir mutiara.
ABU
Dan sang
Pangeran, Mak ?
EMAK
Dan Sang Pangeran, Nak ? Duhai, seratus ujung tombak yang tajam berkilat
membidik pada satu arah ; purnama di angkasa berkerut wajahnya lantaran cemas,
air kolam pun seketika membeku, segala bunga pucat lesu mengatupkan kelopaknya,
dan...
ABU
Dan Sang Pangeran
selamat, Mak ?
EMAK
Selalu
selamat. Selalu selamat.
ABU
Dan bahagia
dia, Mak ?
EMAK
Selalu
bahagia. Selalu bahagia.
ABU
Dan sang Putri,
Mak ?
EMAK
Dan sang Putri, Nak ? Malam itu merasa lega hatinya dari tindihan
kecemasan. Ia pun berguling-guling bersama Sang Pangeran dalam mimpi yang
sangat panjang, diaman seribu bulan menyelimuti kedua tubuh yang indah itu
penuh cahaya.
ABU
Dan bahagia, Mak
?
EMAK
Selalu bahagia.
Selalu bahagia.
MAJIKAN
Abu !
EMAK
Sekarang kau
harus tidur. Anak yang ganteng mesti tidur sore-sore.
ABU
Sang Pangeran
juga tidur sore-sore, Mak ?
EMAK
Tentu. Sang
Pangeran juga tidur sore-sore karena dia anak yang ganteng. Kau seperti Sang
Pangeran Rupawan.
MAJIKAN
Abu !
ABU
Mak ?
MAJIKAN
Abu !
ABU
Bagaimana
keduanya bisa senantiasa selamat ?
MAJIKAN
Abu !
EMAK
Berkat cermin
tipu daya.
ABU
Berkat Cermin
Tipu Daya, Mak ?
MAJIKAN
Abu !
EMAK
Semuanya berkat
Cermin Tipu Daya.
ABU
Cuma berkat itu ?
MAJIKAN
Abu !
EMAK
Cuma berkat itu.
ABU
Cuma.
MAJIKAN
Abu ! Abu !
ABU
.... di mana
cermin itu dapat diperoleh, Mak ?
EMAK
Jauh nun di sana
kala semuanya belum ada (KELUAR)
apakah naskah ini menarik hatimu???Silahkan Download Naskah Lengkap dibawah!!